top of page
Search

Walau Terlambat

Updated: Jan 23, 2024

Walau terlambat, tidak akan mengurangi esensi bersyukurnya. Ketika suatu hal dalam hidupmu tidak berjalan semestinya, dan hal-hal yang kau inginkan terasa mustahil untuk bahkan bisa kamu dekati. Ketika bermimpi pun kamu malu pada tidak seorang pun yang mengetahuinya. Ketika waktu berjalan terasa begitu cepat, dan seribu langkah telah berada jauh di depanmu. Ketika kamu padahal belum menyelesaikan satu saja hal yang harus kamu lakukan, dan ketika bahkan kamu belum memulai apapun yang kamu ingin lakukan. Keputusasaan yang pelan-pelan merayap menyusupi hatimu yang kian menyempit, dan perasaan sarat akan kehausan di padang yang padahal terang untuk semua orang. Hati kecilmu itu, walau rasanya ingin menciut dan bersembunyi di lorong terdalam, masih tersisa sebagian darinya ruang untukmu terus menyalakan api kecil yang sedikit bisa menghangatkan.


Walau benar-benar seperti ketidakmungkinan, di sudut tempat yang redup itu, masih ada secercah suara terakhir yang tak pernah lari dari perhitungan. Tentang sebuah keajaiban besar yang sering kamu kecil-kecilkan. Tentang keberadaan yang kadang hanya sepintas lalu kau ragukan. Dan ketika semuanya tak bisa lagi kamu pegang padahal sudah sekuat hati engkau genggam, ketika genggaman pun bahkan tak mampu mempertahankan sehelai saja dedaunan. Ia yang senantiasa terus menghampirimu berulang kali, yang tak mengenal kata lelah atau patah hatinya karena pengabaian yang selalu kau pilih untuk lakukan. Ia yang dengan setia menjadi pendengar ketika seluruh dunia bahkan kelelahan akan napasmu yang keluar. Pelan-pelan di dalam hati kecilmu yang tak lagi seluas sebagaimana ia diciptakan, kesadaran penuh yang sebentar lagi tak sebermanfaat yang engkau duga, dan hal-hal kecil yang selalu kau anggap beban dari setiap langkah yang belum engkau coba. Di tengah semua diorama rasa tak bersyukur yang terus menumpuk itu, masih ada satu yang tak pernah berhenti sebagai pengharapan. Ketika bahkan sendiri adalah makanan sehari-hari yang sudah tak lagi membuatmu merasa sepi, tak sedikit pun Ia bergeming dari kehadiran yang sering kali enggan bisa kau sadari.


Lalu ketika bumi dan rotasinya tiba-tiba berbalik ke arahmu, mendukungmu ketika kau kira tak ada lagi yang bisa terjadi. Menciptakan sebuah momen yang memang hanya diberikan untuk mengingatkanmu lagi, tentang perasaan-perasaan berat yang memenuhi seisi jiwamu yang kau anggap beban itu, ternyata hanya ada dalam ingatan dan pikiran yang kamu buat sendiri. Bahkan ketika kata ketidakadilan pernah menjadi andalan atas keluhan-keluhan yang sebelumnya kau ciptakan, padahal seisi dunia memang terus berputar ke berbagai arah yang tak beraturan. Kamu hanya kehilangan rasa syukur yang sebelumnya jauh-jauh telah kau tanam. Kamu hanya lupa bagaimana cara menyirami rimbunnya kebaikan-kebaikan yang sering tak kau perhitungkan. Dan hari ini, ketika sebuah bunga telah mekar lagi di halamanmu yang sederhana itu, kamu menyadari walau terlambat. Bahwa rasa syukur akan menjadikanmu manusia paling baik untuk versimu sendiri dalam menjalani hidup.


Hari ini, setelah penantian yang cukup lama, lebih panjang dari penantian beberapa puluh langkah yang sudah lebih dulu melewati langkahmu. Hari ini, aku mendengar kabar baik yang sangat baik hingga tak terkira rasa syukurnya. Kupeluk Mama erat-erat, kulompatkan kaki yang telah lama haram untuk bergerak. Dan kukira, bahkan seharusnya kuyakini dengan sepenuh hati, bahwa ketidakmungkinan adalah sesuatu yang bisa dilampaui jika Allah SWT berada di sebelahmu dan kau mempercayai itu. Terima kasih, doa Mama. Terima kasih, Allah SWT yang telah mengabulkan doa Mama, atau mungkin juga doaku yang tak seberapa itu? Yang jelas, kamu masih dan sedang berjalan. Lalu ada Allah SWT yang melihatmu, agar ketika kamu merasa putus dan kehilangan asa di pertengahan, Allah-lah yang akan menuntunmu untuk berhenti sejenak, menguatkan langkahmu yang kecil itu, dan memberikanmu ketabahan dengan rasa syukur yang akan membawamu sampai ke akhir dengan selamat. Terima kasih, Allah, sudah begitu baik menjadikan yang tidak mungkin, menjadi mungkin dan terjadi saat ini.


Terima kasih.

Sudah membuatku ingat, kalau dunia dan seisinya tidak pernah sekejam itu kepada aku, dan semua orang yang percaya, kalau kebahagiaan tak pernah lupa untuk menyapa, dan menetap pada siapa pun yang berhak.



Sedang mendengarkan:

Canon In D Major, - Johann Pachelbel


-drh


 
 
 

Comentarios


bottom of page