top of page
Search

Tulisan Orang Lain

Updated: Jan 23, 2024

"Bukankah engkau selalu berkata bahwa engkau akan setenang lautan, meski ombak dalam dadamu bergemuruh hebat? Lantas, kenapa engkau goyah? Bukankah ia hanya deburan ombak?"


"Betapa langit tengah bergemuruh. Sebab, doa orang-orang baik tengah bertebaran, masing-masingnya mencari tempat berlabuh.

Aku yang di bawahnya senantiasa berharap. Semoga kita, tak letih berdoa dan tak patah dalam berupaya, pada saat doa-doa baik itu tak terwujud di dunia."


"Perhaps that Dua will be answered in a more beautiful manner than you worded it."


"Bukankah hati tak bisa dipaksa? Maka memberilah tak perlu meminta. Maka berupayalah, tanpa menuntut balas serupa.

Sampai ia merendahkan hatinya yang sebagai langit. Sehingga untuk menyentuhnya, engkau tak perlu menjatuhkan harga diri.

-"


"Mari mengingat kembali ungkapan Imam Syafi'i,

Allah mencemburui hati yang berharap pada selain Ia"


"Perjalanan ini akan begitu panjang dan sunyi

Jalan ini akan begitu panjang. Tak mungkin engkau membaginya pada ia yang kakinya mudah menepi. Jalan ini akan begitu sunyi, tak mungkin engkau membaginya pada ia yang mendamba keramaian. -"


"Bersediakah seseorang menangis bersamamu?

Sebab air mata adalah bahasa yang tak bersuara. Sebab air mata adalah bahasa yang paling sulit untuk ditunjukkan oleh ia yang terbiasa mengusap air mata milik lainnya. Sebab ia berasal dari sebongkah hati rapuh yang meminta dikuatkan, padahal selalu berupaya setegar walau dihembus badai. Ia berasal dari sebongkah hati ragu yang meminta diyakinkan, dan dari sebongkah hati penuh kesunyian yang tak mau ditinggalkan, tapi selayaknya ia selalu sadar, bahwa tak perlu ditemani dalam perjalanan ini. Sebab tulus cinta dan air matanya hanya ingin dengan utuh ia bagi, kepada Ia Yang Paling Menyayangi juga ia yang telah Ia ridhoi."


"Jangan padamkan getar doamu, ya.. Deska"


"Allah, terhadap apa-apa yang telah Engkau uji dan berikan, saya berjanji untuk tidak akan menyerah, tidak berputus asa"


"Katanya, alasan kenapa ia menerima panggilan itu bukanlah untuk meminta jawaban atas doa-doa yang selama ini ia panjatkan, melainkan hanya satu hal: Bersyukur."

-Semoga sampai.


"Barangkali, bulan itu kembali terbelah, atau api yang sama yang pernah mencoba membakar Ibrahim kembali terasa dingin, lalu mengeluarkan secarik kertas berisi jawaban yang dinanti-nanti. Sampai seseorang berpengetahuan segera berkata,

'Memilihlah. Namun, dahulukan ilmu dibanding perasaan.' Aku tertegun, mengangkat tangan dan menanyakan satu hal padanya, 'Lalu, perasaan seperti apa yang diperbolehkan memilih?' Beliau menjawab, 'Perasaan yang senantiasa digunakan untuk berzikir dan tak pernah kering dari mengingat-Nya.' Mendengar jawaban itu, aku kembali menunduk seraya bergumam dalam hati, 'Aku belum punya cukup ilmu dan tak memiliki perasaan seindah itu. Lantas dengan apa aku memilih?'



اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ



-Dikutip beberapa dan ditambah-tambah, dari @apostrof.id oleh drh


 
 
 

Comments


bottom of page