Membelah Cermin
- Little Stardust
- Aug 15, 2020
- 2 min read
Updated: Jan 23, 2024
Pernah gak merasa dirimu begitu munafik?
Kerap kali, kamu mendengar orang-orang yang ada di sekitarmu, membicarakan kebaikan-kebaikan yang kelihatan melekat ada pada dirimu. Saat itu, kamu menyadari sekali telah menjadi manusia paling beruntung juga tidak beruntung yang pernah hidup di dunia. Kamu... menjadi suka sekali bercermin dan memandangi pantulan dirimu sendiri, yang kelihatannya begitu tanpa cela. Lalu kamu menjadi keasyikan melihat bayangan yang padahal sudah jelas sekali berlawan arah. Bukankah cermin selalu menghasilkan yang kanan menjadi kiri dan kiri menjadi kanan?
Kamu mulai mempercayai bahwa dirimu telah terbagi menjadi dua sisi yang berbeda.
Sisi yang selalu bisa dilihat oleh semua orang, juga bagian sisanya yang semakin enggan kamu izinkan untuk orang lain ketahui. Kamu, jadi merasa menjadi manusia paling munafik di seluruh dunia, ingin sekali kamu bilang kepada semua orang tentang dirimu yang sebenarnya. Padahal, kamu benar-benar tidak tahu yang mana yang benar ada pada dirimu.
"Oh ayolah... aku tidak sebaik itu." Juga telah beberapa kali kamu katakan dengan lantang, namun tidak berani kamu tunjukkan bukti-bukti tentang ucapanmu yang keras itu.
Dan kamu, juga mulai menyadari satu hal yang kian lama mengubahmu menjadi manusia yang begitu lemah kurasa. Kamu, menjadi tidak sanggup mendengar kata-kata kurang baik didengar yang malah terasa semakin runcing saat menusuk hatimu. Kamu yang hanya terbiasa mendengar hal-hal baik menjadi resah sekali tentang dirimu yang mulai dikritik.
Akhirnya pada suatu titik-titik yang kerap kali kamu temui, kamu merasa dirimu telah terjebak dalam persepsi yang padahal tak pernah sengaja kamu harap bisa miliki. Padahal kamu hanya begitu ingin menjadi baik menurut versimu sendiri, kemudian menjadi mulai merasa jengah atas ucapan-ucapan sambutan yang mulai kau dengar di antara prosesnya, itu hanya... terasa begitu palsu dan "enggak benar".
Kamu, yang paling tahu seluruh cerita hidupmu itu menjadi membenci versi dirimu yang telah kamu upayakan selama ini. Padahal, begitu jelas semboyan hidupmu. Perihal...
"Kamu yang tidak boleh kalah dalam kebaikan." Juga,
"Kamu yang harus selalu mengusahakan sesuatu yang baik di setiap pilihan hidupmu."
Dan tentang...
"Kamu yang tidak boleh merasa takut atau malu jika kamu melakukan hal yang benar."
Dan kini, kamu jadi ragu sekali akan kualitas dirimu sendiri. Tentang alasan bertahan untuk keyakinan yang kamu pegang selama ini, atau karena melihat mata-mata yang terlanjur telah mengawasi sejauh ini. Kamu, hanya bisa pasrah berupaya. Menjadi manusia paling baik, yang lagi-lagi menurut versimu sendiri.
-drh

Comments