top of page
Search

Hujan yang tak pernah kau sesali.

Updated: Jan 23, 2024

Dari dulu, sudah sejak lama sekali, ketika suatu hal terjadi padamu,

Kamu selalu meyakini akan satu hal dan kemudian mulai berbicara pada dirimu sendiri,


"Nanti, nanti kita akan dipertemukan kembali, dalam keadaan yang lebih baik, dalam keadaan yang lebih Allah SWT. ridhoi." ini seperti mantra yang kerap kamu lakukan sambil berbisik.


Kemudian kamu memilih berpisah pada apa-apa yang telah kamu lalui, dengan semua yang kemudian pergi, dalam bentuk apapun itu. Yang baik nantinya akan Allah SWT kembalikan menjadi seperti yang sebelumnya pernah kamu miliki, atau Ia gantikan dengan hal yang lebih mampu kamu terima dengan baik, dengan kelegaan sepenuh hati.


Dan kamu selalu tahu dengan PASTI, akan kepergian dan kehilangan yang sebentar lagi akan menghampirimu. Entahlah, kamu hanya begitu hebat atau Ia yang baik sekali memberimu tanda berkali-kali. Kamu hanya begitu memahami, tentang Allah yang memberimu garis waktu yang sedemikian kamu mengerti. Kamu... seperti memiliki semacam sixh sense yang jadi radar versimu sendiri. Hingga kamu tak lupa waktu, kapan untuk memilih pergi dan berjalan kembali pada langkah yang telah sebentar berhenti.

Mengontrol agar kamu tidak terlalu bahagia dengan cara berlebih-lebihan atas apa yang membuat kamu menjadi jatuh cinta sekali dengan sifat fana dunia.


Allah SWT. memang akhirnya memberi kamu kesenangan yang sudah kamu nanti-nantikan begitu lama untuk terjadi, hal-hal menyenangkan yang bisa jadi adalah jawaban dari doa-doamu yang berulang telah kamu panjatkan. Allah memang sebaik itu kepada kamu yang bukan apa-apa, yang acap kali sering lupa bagaimana menjadi yang seharusnya. Maka Allah SWT, kemudian memberi kamu... semacam pengontrol agar kamu tidak hanyut dengan kesenangan-kesenangan kecil itu, Allah lalu meminta kamu berhenti dan mundur perlahan dengan cara dan sifatmu sendiri.


Seperti ketika kamu jatuh cinta sekali dengan hujan, kamu rela basah kuyup terkena rintik-rintik hujan yang memang menyejukkan itu, kamu bentangkan tanganmu selebar yang kamu bisa, kamu hilangkan segala sesak di dadamu ditutupi tetesannya, dan merasakan setiap jatuh yang mengenai permukaan wajahmu, dan kamu...

rasanya ingin menari di sana dengan berlama-lama. Tapi Allah SWT. lagi-lagi memintamu berhenti, mengingatkan tentang hal-hal yang jika kamu lakukan dengan melewati batas, akan memberimu hasil yang tidak baik. Ia memberimu pengertian tentang segala sesuatu yang jika kamu lakukan berlebihan adalah bukan hal yang benar.


Allah memintamu untuk gak boleh terlalu berlama-lama berada di tengah hujan, yang kian lama semakin lebat dan jadi membuatmu merasa pedih bila terkena mata.

Itu... bisa membuat fisikmu yang memang dasarnya lemah menjadi sakit, kamu gak mau kan terlanjur jatuh demam, flu, batuk... dan ah... pokoknya sangat tidak enak deh.


Bicara soal hujan, sebuah bentuk fenomena alam yang gak perlu lagi kamu ragukan untuk wajib kamu syukuri. Gimana enggak? Hujan membawa pelangi sebagai sesuatu yang sangat indah jika kamu lihat. Hujan juga... memberi hidup untuk bumi dan seisinya, Juga... memberi kedamaian untukku khususnya, hehe.

*Ngomong-ngomong... pas sekali saat ini hujan sedang turun*


Hujan juga rela jatuh untuk memberi kamu ruang, agar kamu bisa menjadi lebih tenang dengan hanya mendengar, Ia juga memberi kamu waktu agar apa yang ingin didengar bisa sampai pada tempat yang sesuai. Lalu...


Kembali lagi soal menyambut kehilangan, kamu begitu ahli dan berupaya profesional tentang menjadi ikhlas dan tersenyum atas kepergian.


Seperti kejadian lama yang pernah kamu alami, masih teringat pada lapisan memori yang sering kali menjadi cerita pilihan yang belasan kali kamu utarakan di tengah obrolan, tentang mengingat malam di mana kamu akhirnya tak bisa dengan mudah merasa lelap karena ketakutan. Was-was akan hal-hal yang mungkin berada di balik dinding dingin itu. Wah... kamu pernah gemetar sepanik itu karena telah kehilangan benda bernilai pertama yang dihadiahkan seseorang yang baik khusus untukmu.


Hatimu pernah merasa begitu kalut, namun juga menyadari betapa benar arti kalimat "semuanya yang ada di dunia adalah titipan".


Kemudian teman-teman baikmu yang biasanya selalu mendengarkanmu, kini mereka mulai membuatmu menjadi pendengar, tentang mereka yang mulai berbicara hal-hal yang juga telah lama kamu pahami dengan baik. Kalimat-kalimat ajaib itu... berhasil membuatmu menjadi rela dan merasa lega, tentang...


"Allah SWT yang sedang menyelamatkanku dengan cara menghilangkan apa yang tak lagi baik untukku, Allah yang mencegah versi diriku yang masih begitu ceroboh kala itu untuk tak membuat kesalahan yang merugikan diriku sendiri, maupun orang lain".


Dan aku yang akhirnya mendapat pembelaan, tentang hatiku yang begitu cepat merasa tenang setelah tragedi kehilangan.


Karena memang itu begitu benar, tentang Allah SWT yang akan menggantikan, dan menyelamatkanku dari diriku saat itu...


Yang sering kali ngebut-ngebutan, ugal-ugalan di jalanan petang, beriringan dengan berbagai macam truk bermuatan besar, dan hampir berulang kali jatuh yang diselamatkan oleh Istighfar serta jantung yang sudah tidak karuan lagi deg-degan.


Yah... pokoknya, kalau diingat kembali kala itu benar-benar kamu telah melampaui dirimu. Maka Allah menarik lagi sesuatu yang tak lagi aman untukku.


Sesederhana itu, kamu hanya perlu menerima hikmah yang selalu ada dari hal-hal yang telah kamu lalui. Seperti Allah SWT. yang mengizinkan semua hal baik dan buruk yang telah kamu lewati. Dan tentang pilihan yang Allah setujui nantinya di kemudian hari.


Tentang hari ini yang patut kamu syukuri. Dan rintik hujan yang kembali lagi, tepat saat aku menulis ini.


-drh




 
 
 

Comments


bottom of page