top of page
Search

Dan Jika Masa

Updated: Jan 23, 2024

"Han, gimana kabarmu, di sana baik-baik aja?"


"Hi Sam, udah lama banget ya sejak kita bicara terakhir kali. Aku sehat, baik banget malah! Di sini lagi dingin-dinginnya, ugh aku ga terlalu suka. Tapi ini membuatku cukup nyaman, lagi pula aku ga suka berkeringat, hehe. Oh iya, beratku sekarang mencapai target loh...

Sam, kamu sehat kan?"


"Sehat Hannah, Studio lagi ramai-ramainya, aku dan Rohmah baru aja istirahat. Tadi kami mampir sebentar ke cafe baru yang ada di dekat rumah sepulang dari Studio, cake matchanya enak banget loh, kamu harus cobain nanti"


"Aaa stop, jangan buat aku jadi makin homesick dong! Aku seneng banget dengernya, tapi kalian tetap konsisten dan rajin ya, sudah punya banyak pegawai, masih saja rutin turun ke lapangan"


"Ini seperti akhirnya aku menemukan passion-ku di usiaku yang ga lagi muda deh"


"Haha, apa sih, kita masih muda! Belum 30, 30 pun masih muda!"


"Iya-iya deh, ga boleh bicara begini kan harusnya."


"Iya dong, tunggu aku kembali, lalu kita daftar umrah sama-sama"


"Iya, kita udah ga sabar banget nunggu kedatangan kamu"


"Sebentarrr lagi.... ehe"


"Haa tahun lalu juga begitu kan, jangan bilang kamu terlalu bahagia ya hidup di sana"


"Mau bagaimanapun, rumah adalah tempat ternyaman kan..."


"Iya, kita tunggu ya. Han, kamu beneran bahagia kan? Kamu ga terlalu kesepian kan di sana?"


"Sekarang iya. Enggak Sam, banyak yang bisa kulakukan di sini, aku sampai lupa gimana rasanya kesepian.

Makasih ya karena selalu ada di masa-masa itu, waktuku sempat berjalan nyaris berhenti tetapi ga berhenti, dan rasanya menyesakkan sekali dalam waktu yang lama sekali kala itu."


"Aku juga Han, makasih karena selalu kasih respons yang jauhh lebih panjang setiap kali aku curhat"


"Hehe, biar itu jadi bagianku, aku suka kok melakukannya.

Aku udah seneng banget, kamu juga sangat berusaha menghiburku dan menulis panjang. Oh! Kamu juga bersedia mengorbankan hari libur yang waktu itu cuma ada 1 hari dalam seminggu untuk menemani aku bicara berjam-jam supaya aku ga sendirian, huhu makasih banyak Sam, saat itu berarti banget"


"Kayaknya pertemanan kita selalu LDR ya, bahkan sekarang dengan jarak yang makin jauh, haha"


"Eiyy sebentar lagi kita ketemu kan... jangan terlalu kangen deh haha.

Iya, tapi style pertemanan yang begini kayaknya yang paling cocok deh untukku. Lagian, kita malah jadi selalu baik-baik aja. Ya kita memang selalu baik-baik aja sih mau dekat atau jauh, hehe"


"Sepakat! Gimana perasaan kamu saat mengingat masa-masa itu Han? Saat itu berat banget bagi kamu"


"Mmm... Aku sudah hampir lupa. Enggak, aku gak bisa melupakan apa pun, tapi itu baik-baik saja. Tapi... ada bagian yang kuingat sekali. Saat itu aku benar-benar berusaha merayu Allah supaya aku dan dia berhasil. Di dalam pikiranku, kukira aku sedang berlomba mendekati Allah dan berupaya memperbaiki diri bersama seseorang, ternyata orang yang kukira berlari bersamaku menuju ke Allah, sedang menghabiskan waktunya bersama orang lain"


"Han..."


"Kuanggap dia sebagai sainganku dalam memperbaiki diri, dan aku gak mau kalah. Kukira kami sedang berjalan ke arah yang sama, ternyata aku hanya sedang berlomba sendirian, hehe"


"Han, aku kalau ingat lagi, masih kerasa banget sedihnya kamu saat itu"


"Mmm, iya Sam. Aku memang sedih sekali waktu itu, itu seperti titik terendah yang kupunya, rasanya seperti aku sedang menuangkan racun ke dalam tubuhku perlahan-lahan karena lama berhenti di sana, aku.. merasa ga berdaya dengan seluruh perasaanku"


"Iya, kamu berantakan sekali waktu itu. Aku tau banget rasanya walau enggak sedang berada di posisi kamu"


"Ahhh... aku ga akan menganggap diriku bodoh karena aku enggak bodoh telah ada di masa-masa dan situasi yang seperti itu Sam, saat-saat itu juga enggak akan menjadi hal yang kusesali. Aku, merasa bahagia karena sempat merasakan masa-masa yang membuatku berdebar dan sesak karena hal yang sama"


"Orang yang sama maksudnya?"


"Hmm..."


"Iya Han, kamu bertahan sampai akhir, kamu hebat banget"


"Kalau bukan karena dengan orang-orang baik yang membersamaiku, kayaknya aku sudah terjerembap di dalam lumpur sendirian deh, makasih banyak ya.... sudah banyaakkk sekali bantu aku"


"Karena kamu selalu menjauhkan diri dari radar orang-orang setiap kali kesulitan. Yah, cara setiap orang memang berbeda untuk menyembuhkan diri. Tapi yang kamu lakukan bisa menjadi terlalu ekstrim kalau begitu terus dalam waktu yang lama. Makanya aku ga mau sampai itu terjadi"


"Hwaaa... makasih Sam! Beruntung banget deh aku punya sahabat-sahabat seperti kalian"


"Ah, stop jangan bilang makasih lagi, kayaknya kita akan terus bilang makasih setiap kali kita bicara deh.

Aku juga beruntung Han, kita beruntung karena ada orang seperti kamu di dalam hidup kita"


"Udah, jangan bilang begitu lagi, nanti aku jadi terharu. Hehe"


-Hannah


 
 
 

Comments


bottom of page