Asyura
- Little Stardust
- Jul 28, 2023
- 4 min read
Updated: Jan 23, 2024
"Apa yang diminta di hari yang istimewa tadi, Han?"
"Memang kamu tahu apa itu hari Asyura?"
"Ya, aku mempercayai apa yang kau percaya"
"Hmm, aku sudah tahu kau akan bicara seperti itu, atau yang sejenisnya"
"Ya, ini hari yang berharga, sama seperti hari-hari lainnya yang selalu kau syukuri"
"Benar, hari ini banyak peristiwa menakjubkan dalam sejarah panjang Islam, aku juga akan berdoa, sedikit lebih banyak dari hari biasanya."
"Jadi, apa itu?"
Tidak kusangka-sangka, walau aku sudah cukup menduganya. Secara garis besar, aku hanya ingin tenang"
"Benar-benar seperti dirimu"
"Ya, kurasa benar, Skan. Selalu seperti itu saat waktu-waktu seperti ini datang. Seperti ada kekuatan untuk menahan semua hal-hal yang lebih baik hanya samar-samar saja kuminta karena Allah sebaik-baiknya perencana, sudah pasti Ia tahu apa yang ada di hatiku. Aku hanya ingin dimaafkan, Ia dimaafkan, dan kami menjadi lebih baik, pada akhirnya"
"Persis seperti biasanya"
"Aku tidak mengerti kenapa kamu bicara begitu, apakah aku seperti orang yang tidak ingin memenuhi botol minum saat telah sampai di depan mata air yang jernih?"
"Tidak, bukan begitu. Kau hanya berusaha bertambah dewasa, kau seperti itu"
"Ya, semoga ya. Di sisi lain aku merasa khawatir dan sedih membayangkan kalau doaku akan bertarung melawan doanya. Bagaimana bisa aku meminta sesuatu yang bukan aku yang ada dalam pintanya, Ia juga punya sesuatu yang Ia inginkan, aku akan bersedih kalau Ia terluka karena doaku, walau kuharap tidak seperti itu, tentu saja semua yang akan terjadi adalah atas izin Allah. Aku ingin Ia yang terbaik untukku, sangat, tapi Ia juga punya yang terbaik untuknya dalam pandangannya, setidaknya saat ini, dan Ia bilang katanya juga dalam masa depannya. Aku ingin Ia bahagia, Skan. Aku juga sangat ingin itu semua tentangku, tapi dengan tegas Ia bilang bukan, aku tidak bisa mengabaikannya"
"Tapi jika begitu kau akan menahan semuanya, kau tahu itu tidak mudah dan terasa nyaman, kan"
"Ya, aku telah melaluinya, masih. Tapi, mau bagaimana? Aku sudah tidak sanggup lagi kalau terus melihat semua ini dari sisi ke-aku-anku"
"Apa maksudnya itu?"
"Dengar, Skan. Kalau aku terus melihat semua yang sedang terjadi dari sudut pandangku, aku akan terus tersiksa karena merasa paling tersakiti dan dibuat hancur berkali-kali. Yang aku bahkan mempertanyakan eksistensiku soal itu, belum tentu seperti itu. Maksudku, aku bukan orang yang sepenuhnya baik, penuh cela malah. Bagaimana bisa aku terus merasa sakit, aku bahkan tidak merasa punya hak untuk bisa begitu, walau benar memang sangat sakit sampai aku tidak sanggup, tapi... entahlah. Aku hanya ingin membaik, aku ingin kembali Skan. Untuk pertama kalinya aku ingin menaiki mesin waktu"
"Untuk mencegah mengenalnya?"
"Bukan, untuk mencegahnya melakukan kesalahan mengucapkan kata-kata tentang menawarkan bulan yang hanya sebuah ketidaksengajaan ternyata. Karena setelahnya, ini jadi membebani dirinya sendiri, Ia jadi harus menghadapi sisiku yang kurang baik dan tidak pernah kuinginkan ada karena aku yang merasa ada yang salah. Aku sangat sedih Skan, aku tahu seharusnya saat itu aku tidak boleh senang menerimanya, hanya sebuah kata-kata yang bagi banyak orang sudah tidak ada artinya, tapi aku orang yang sangat menghargai kata-kata, apalagi darinya. Ada harga yang sangat besar yang ku ketahui sejak awal, dengan penuh kesadaran, tapi ternyata untuknya hanya sebuah kesalahan. Aku tahu, manusia tempatnya salah. Pada akhirnya, sebenarnya, aku hanya akan bilang tidak apa-apa dan ingin berlalu begitu saja. Tapi aku tahu benar kalau itu bukan sesuatu yang bisa kuabaikan, nilainya besar, dan sudah seharusnya begitu sejak awal, akhirnya aku menjadi masih belum selesai. Walaupun kurasa Ia sudah selesai."
"Tidak bisakah kau membencinya? Itu akan memudahkanmu. Kau tahu ini akan jadi ucapan yang paling membuatmu terkejut mengapa aku membahas kebencian. Tapi kalau itu bisa membant-"
"Skandy, kau tahu kita tidak boleh begitu"
"Ya, kau tidak akan bisa kan?"
"Ap kau bisa?"
"Tidak"
"Benar, bagaimanapun Ia adalah orang yang baik, Skan. Aku menghargai setiap kebaikan-kebaikannya, sampai kapan pun itu tidak berubah. Setidaknya walau sudah berkali-kali hancur dan situasi jelas tidak baik-baik saja untuk diriku, tidak bisa kalau dengan rasa benci. Oh, itu sangat mustahil! Aku tidak ingin dan tidak sanggup memikirkannya"
"...."
"Skan, aku tidak tahu apa yang baik bagiku. Walau semuanya sebenarnya sudah jelas, apalagi melalui jawaban-jawabannya atas pertanyaan-pertanyaan yang membuatku sungguh gemetar terakhir kali ini. Aku hanya, semoga atas semua kesalahanku, Allah memaafkanku. Dan atas kesalahannya, Allah memaafkannya"
"Aku tidak bisa bicara apa-apa"
"Aku juga. Aku selalu ingin bicara, banyak sekali bicara, tapi sudah tidak bisa. Aku tidak ingin mengacaukan siapa pun lagi seperti yang terakhir kali sempat berkali-kali kulakukan. Aku merasa sudah sangat zalim"
"Semoga Ia tidak berpikir demikian Hannah"
"Semoga, ya. Tapi aku sudah pasti bukan lagi sumber ketenangan untuknya. Ia telah mendapatkannya dari orang lain, satu pukulan lagi untukku, hehe"
"Jangan tersenyum saat sedang membicarakan hal menyedihkan seperti itu"
"Tidak, tidak menyedihkan lagi, Skan, mau bagaimana lagi? Aku sudah banyak melakukan kesalahan. Aku juga bukan orang baik yang sempurna dan sangat sadar kalau sudah banyak salah. Tidak, bukannya aku tidak bersyukur akan diriku sendiri, aku merasa bisa tenang akan hal itu. Hanya saja Skan, mau bagaimanapun situasinya, sebenarnya aku juga tidak akan bisa melakukannya dalam keadaan yang memang belum seharusnya, maksudku sejak awal aku tidak bisa ada di sana, bukankah ini semua tentang masa depan? Jadi aku tidak bisa di sini. Hmm.. kata 'belum' terlalu optimis untuk diucapkan saat ini. Karena mungkin saja tidak akan pernah terjadi, karena bukan aku katanya"
"..... Hannah, sudah sampai mana?"
"Apanya? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu"
"Sudah sampai mana seri Narnia yang kau baca, maaf... aku membuatmu bersedih karena jadi membuatmu bercerita"
"O-oh! Sudah mau membuka buku kelima, The Voyage of The Dawn Treader, tidak Skan, terima kasih. Maafkan aku karena terkesan suram sekali ketika membicarakannya"
"Tidak, sama sekali tidak. Sepertinya doamu terkabul. Kau sangat tenang selama mengatakannya"
"Benar, eh benar. Dadaku sudah tidak merasa sesak lagi. Semoga ini benar-benar! Kuharap jangan sesak lagi Ya Allah!"
"Tentu saja, aku tahu akan begitu"
"Jadi, kau sudah percaya kalau Tuhan ada?"
"Hmm?"
"Haha, Allah itu Maha Baik Skandy! Nanti, nanti, kau akan menemuinya sendiri. Saat di mana kau akan mensyukuri kebaikan-kebaikan-Nya"
"Amin"
"Aamiin....."
-Hannah

コメント